Kamis, 15 Desember 2011

Partai Home Pertama yang Ruwet

Kemenangan memang diraih oleh Arema IPL atas PSMS IPL, Rabu (14/12). Namun secara keseluruhan tentang pelaksanaan pertandingan home masih cukup berantakan.
Tambal nama di kostum. Tampak Gunawan Dwi Cahyo yang sedang memakai kostum "tempelan" saat laga lawan PSMS. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Tambal nama di kostum. Tampak Gunawan Dwi Cahyo yang sedang memakai kostum "tempelan" saat laga lawan PSMS. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)

Banyak kemudian kejadian-kejadian unik dan aneh yang seharusnya tidak perlu terjadi saat Arema IPL melawan PSMS IPL. Sebagai panpel, seharusnya Arema lebih siap menyelenggarakan pertandingan. Kejadian aneh pertama terjadi pada Gunawan Dwi Cahyo. Pemain paling anyar di Arema ini memakai kostum dengan nama Legimin.
Dari pengamatan ONGISNADE, kostum bagian depan yang dipakai Gunawan sebenarnya sudah benar nomor 23. Namun anehnya justru bagian belakang tidak sama karena bernomor punggung 24 atas nama Legimin Raharjo yang saat bersamaan juga bermain.
Keheranan penonton pun terjadi karena ternyata official tidak menyiapkan kaos cadangan padahal biasanya dalam satu pertandingan, masing-masing pemain harus punya kostum cadangan. Cara alternatif pun ditempuh dengan menempel bagian belakang kostum dengan nama Gunawan dan nomor punggung 23. Karena tidak maksimal, akhirnya kostum pemain Timnas U-23 ini di babak kedua hanya ada nomor punggung dan tidak ada nama pemain.
Ini masih kejadian pertama, sebelum pertandingan banyak penonton yang bertanya-tanya kenapa Arema justru memakai kostum merah, padahal bagaimanapun Arema untuk partai home selalu memakai kostum biru sebagai warna kebanggaan skuad Singo Edan.
Tidak cukup sampai disitu karena dalam pertandingan Rabu kemarin, tidak ada satupun a-board yang terpampang di stadion Gajayana sehingga partai tersebut layaknya pertandingan ujicoba.
Dirut PT Arema Indonesia, Winarso mengakui jika persiapan penyelenggaraan pertandingan cukup mepet. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Dirut PT Arema Indonesia, Winarso mengakui jika persiapan penyelenggaraan pertandingan cukup mepet. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Arema Indonesia, Winarso mengaku untuk masalah kostum Gunawan sebenarnya sudah dibuatkan namun ternyata ukurannya tidk pas. “Karena khawatir tidak bisa leluasa bergerak, kita pilihkan kostum yang ukurannya sama yang kemudian kita tambal sulam,” ujarnya kepada wartawan.
Winarso yang sementara ini juga menjabat sebagai manajer tim membenarkan karena waktu yang sempit sehingga Arema saat melawan PSMS harus memakai kostum warna merah. “Semua ini karena sempitnya waktu dan banyak kendala internal dan masalah yang terjadi di Arema. Saya janji pas pertandingan selanjutnya di hari Minggu kita pasti lebih baik,” ungkapnya.
Dikarenakan tidak adanya a-board sepanjang pertandingan, Winarso mengaku siap jika akhirnya PSSI memberikan sanksi kepada Arema. “Kalau memang sudah aturan, maka kami terima dengan semua konsekuensi,” tuturnya pasrah.
Diluar ekspektasi. Kedatangan 10 ribu Aremania diluar prediksi manajemen Arema. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Diluar ekspektasi. Kedatangan 10 ribu Aremania diluar prediksi manajemen Arema. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya) 

Meski mengalami keruwetan, namun pertandingan yang dihelat di Stadion Gajayana itu justru diluar prediksi manajemen terutama dengan jumlah penonton yang hadir. Sekitar 10 ribu penonton menjadi saksi sejarah kembalinya Arema ke stadion milik Pemkot Malang itu, yang terakhir kali bermain di kompetisi resmi sekitar 7 tahun yang lalu. Dirut PT Arema Indonesia, Winarso mengucapkan terima kasih atas kedatangan puluhan ribu Aremania dan mengharapkan untuk selanjutnya bisa lebih banyak lagi.
“Kami puas dengan jumlah penonton yang hadir padahal kita prediksi kurang dari 10 ribu. Saya juga sangat bangga karena animo suporter tinggi dan percaya hari Minggu akan lebih banyak,” tegasnya mengakhiri wawancara. (onn/mia)
sumber:ongisnade.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar