Kamis, 05 Mei 2011

Seberapa Parah Neraca Arema?


Yayasan Arema memang berencana menjual PT Arema Indonesia untuk mengatasi krisis keuangan dan manajerial yang sudah terlanjur parah. Namun, seberapa parah-kah defisit yang terjadi di neraca kampiun ISL musim lalu ini? 

Diperkirakan memiliki tanggungan sekitar Rp 8 miliar, Bendahara Yayasan merangkap Presiden Klub, Rendra Kresna justru mengatakan kemungkinan lebih besar lagi. Menurutnya, jika sampai akhir Mei ini saja tak ada pemasukan, maka utang yang harus ditanggung manajemen berjumlah sekitar Rp 5,6 miliar.
“Jika sampai akhir kompetisi sekitar Juli nanti juga tak ada pemasukan, maka utang kami bengkak jadi sekitar Rp 10 miliar. Dari sekitar Rp 27 miliar kebutuhan kami untuk satu musim (2010-2011), sekitar 60 persennya dari utang, tapi sebagian sudah dicicil,” urai pria yang juga menjabat sebagai Bupati Malang itu, sebagaimana dilansir oleh Tempointeraktif, Kamis (5/5).
Pos-pos utang itu antara lain berasal dari akumulasi gaji pemain yang totalnya sekitar Rp 5 miliar lebih. Utang gaji per pemain bervariasi antara dua sampai lima bulan. Contoh pemain yang masih berhak atas total lima bulan gaji adalah Ahmad Bustomi, masing-masing sisa gaji 2,5 bulan musim 2009-2010 dan 2,5 bulan gaji musim ini.
Belum jelas soal dana yang akan dipakai menambal utang, Arema saat ini juga membutuhkan biaya besar untuk melakoni laga terakhir di ajang AFC Champions League ke kandang Jeonbuk Hyundai Motors, Korea Selatan. Sebelum tanggal kick-off Selasa, (10/5) mendatang, klub yang kini dinahkodai Abriadi Muhara sebagai Pelaksana Harian PT Arema Indonesia itu pun berharap Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mencairkan bantuan US$ 30.000 atas keikutsertaan Arema di ajang Liga Champions Asia 2011. (onn/tem/abd/bar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar