Senin, 24 Desember 2012

Kronologis Meninggalnya Sam Tembel, “Aremania Sejati”

Jalan Raya Kuncoro di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, menjadi saksi betapa mesin pembunuh massal ini, masih menjadi momok menakutkan pengguna jalan.
Ponidi alias Tembel. Selamat jalan Sam!!! (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Ponidi alias Tembel. Selamat jalan Sam!!! (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)

Minggu (24/12/2012) malam sekitar pukul 21.30 wib, dedengkot korwil Aremania Ponidi alias Tembel, meregang nyawa setelah motor yang ditumpanginya, menabrak truk jenis colt diesel. Diduga, truk mogok inilah penyebab kecelakaan yang merenggut nyawa koordinator aremania stasiun.

Bagaimana detik-detik kecelakaan itu terjadi? Data singkat yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, saat kejadian, Tembel sebenarnya baru saja pulang dari rumah kerabatnya di Desa Jatiguwi, Sumberpucung.
Ironisnya, Tembel ke Jatiguwi untuk bertakziah ke salah satu rumah kerabatnya. Minggu malam itu, hujan cukup deras memang mengguyur kawasan Kepanjen hingga Sumberpucung. Saat pamit untuk pulang, Tembel sudah dicegah keluarganya karena hujan.
“Tembel baru pulang melayat mas. Saya terima kabar dia mengalami kecelakaan pukul 22.00 wib,” terang Bambang, teman akrab Tembel, Senin (24/12/2012) siang.
Kata dia, keluarga di Jatiguwi sempat mencegah Tembel pulang dulu. Alasannya, hujan masih deras. “Sudah dicegah agar tidak pulang dulu sambil menunggu hujan reda. Tapi, Tembel nekat untuk pulang. Alasannya, dia mau mampir dulu ke rumah saudaranya di Slorok,” ucap Bambang.
Di Slorok, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Tembel memang punya banyak famili. Namun, tepat di Jalan Raya Kuncoro, takdir berkata lain. Motor yang ditumpangi Tembel bersama Anton alias Toni, salah seorang asongan di Stasiun Kota Baru Malang, menabrak truk colt diesel.
Truk ini, kabarnya baru saja keluar dari SPBU Jalan Raya Kuncoro. Diduga mesin truk tiba-tiba mati (istilah mesin truk masuk angin-red) mendadak di tengah jalan, membuat tabrakan tak bisa dihindari. Kondisi hujan lebat ditambah jalan penerangan umum yang gelap, membuat benturan keras tak bisa dihindarkan.
“Suasana saat itu hujan deras. Kondisi jalan juga gelap. Karena tak melihat ada truk mogok itulah, kecelakaan tak bisa dihindari,” terang Bambang yang merasa kehilangan atas meninggalnya Tembel.
Masih kata Bambang, saat kejadian jalan raya kuncoro sepi. Informasi menyebutkan jika Tembel, masih sempat merintih kesakitan. Melihat luka dikepalannya, ia juga masih berupaya menghindari truk mogok ditengah jalan. “Melihat kondisi korban, ada upaya Tembel coba menghindari truk yang mogok. Karena jaraknya terlampau dekat, tetap tidak nutut,” urainya.
Kini, sang dedengkot korwil Aremania itu sudah berpulang ke alam baka. Ada banyak kenangan manis dari sosok suporter bersahaja nan sederhana itu. Tembel, dikenal dekat dengan kalangan manapun. Ia, adalah satu pentolan aremania yang tak lelah mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan bola dan klub kebanggan warga Malang, Arema.
“Satu yang tak bisa saya lupa, Tembel selalu datang ke rumah untuk mengajak saya mendatangi deklarasi korwil Aremania piket nol akhir bulan ini,” kenang Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar